Hanbok pertama kali muncul pada jaman Dinasti Joseon (sekitar tahun 1392-1897). Hanbok adalah sebutan yang dipakai di Korea Selatan, sementara orang-orang di Korea Utara menyebutnya dengan Joseon-Ot. Hanbok itu terdiri dari 2 bagian, yaitu Jeogori dan Chima atau Baji. Jeogori itu baju atasan Hanbok, sedangkan Chima adalah rok dan Baji adalah celana.
Jeogori (저고리) yang dipakai wanita dan pria sedikit berbeda bentuknya. Jeogori yang dipakai pria lebih besar dan panjangnya menutupi bagian tubuh atas sampai ke pinggang. Sedangkan Jeogori yang dipakai wanita hanya sampai bawah dada.
Garis kerah Jeogori yang berbentuk V itu disebut Dongjeong yang kemudian diikat dengan pita pengikat yang disebut Goreum. Jaman dulu Goreum tidak terlalu banyak detil hiasannya, tapi kalau kamu lihat Hanbok modern di Korea sekarang ini, ada begitu banyak varian warna dan bentuk Goreum yang fashionable.
Rok yang menggembung di Hanbok wanita disebut Chima (치마). Nah Chima ini bentuknya panjang dan mengembang menutupi sebagian besar tubuh sang pemakai. Tujuannya selain untuk mengatur penampilan agar terlihat sopan, juga untuk memudahkan gerak agar lebih leluasa. Uniknya, warna Chima bisa juga dipakai untuk menentukan status apakah seorang wanita Korea sudah menikah atau belum, lho.
Wanita yang belum menikah bisa dikenali lewat Chima berwarna merah dan Jeogori berwarna kuning. Sedangkan wanita yang sudah menikah ditandai dengan Chima merah dan Jeogori hijau. Jadi warna Chimanya sama, hanya Jeogorinya saja yang berbeda.
Baji (바지) adalah celana yang dipakai pria Korea dan diikat dengan pengikat bernama Daenim. Di masa kuno, orang Korea baik pria maupun wanita menggunakan Baji, khusus wanita tentunya tergantung kegiatan mereka. Dulu ukuran Baji dijadikan sebagai identitas status sosial.
Baji kaum bangsawan berukuran lebar dan diikat dengan Daenim, sedangkan rakyat jelata mengenakan Baji sempit tanpa ikat Daenim. Baji biasanya dipakai sebagai pakaian luar pria, sedangkan wanita memakai baji sebagai pakaian dalam mereka.
Baju pelengkap Hanbok yang dipakai oleh orang Korea disebut Durumagi (두루마기). Durumagi adalah pakaian luar yang berfungsi sebagai jubah penahan dingin. Durumagi hampir mirip bentuknya dengan Jeogori tapi ukurannya memanjang sampai lutut dengan kerah dan bagian lengan yang lebih lebar. Durumagi ini sudah sejak lama dikenakan oleh orang Korea, yaitu sejak masa Tiga Kerajaan (Goguryeo, Baekje, dan Silla).
Kini Durumagi lebih banyak dipakai wanita sebagai penahan hawa dingin. Sedangkan para pria terutama kaum bangsawan mengenakannya sebagai atribut resmi. Pria mengenakan Durumagi saat ke luar rumah dan tidak melepaskannya saat berkunjung ke rumah orang lain.
Untuk keluarga kerajaan ada beberapa jenis Hanbok yang tentunya berbeda dari Hanbok rakyat biasa. Perbedaannya bisa dilihat mulai dari bentuknya yang sedikit lebih lebar, ornamen yang menghiasi Hanbok, dan warna Hanbok yang lebih variatif. Rakyat jelata di Korea jaman dulu harus puas dengan warna-warna Hanbok yang tidak begitu banyak, ini tentunya terkait status sosial sang pemakai.
Berikut adalah beberapa jenis Hanbok keluarga kerajaan:
Gonryongpo: baju kerja Raja
Hongryongpo: baju sehari-hari Raja
Hwangryongpo: baju sehari-hari Raja
Nah, kalau yang di bawah ini model Hanbok masa kini yang banyak dimodifikasi dan dipamerkan di acara pagelaran busana. Modelnya keren-keren, lho. Meskipun Hanbok tradisional, menurut gue, masih lebih bagus hehehehe…
Tanpa Durumagi, memakai Hanbok ini bisa bikin masuk angin nih kayaknya ^^
sekian tentang hanbok,diharap comentnya, gumawo..
ps:sumber koreanindo.wordpress
0 komentar:
Posting Komentar